Opini
Penulis: Monalisa Busyet
Situasi terbalik dan sangat memiriskan yang ditemui oleh masyarakat nya, ternyata pengelolaan air bersih untuk masyarakat tidak berbanding lurus dengan potensi kekayaan sumberdaya air tersebut, banyak masyarakat merasa kecewa dan geram karena hak mereka terhadap air bersih tak mampu di penuhi oleh pemerintah kabupaten Solok melalui perusahaan plat merah yang mereka miliki, ya PDAM, perusahaan daerah yang sudah berdiri sangat lama dan mempunyai tugas khusus untuk memastikan akses masyarakat terhadap air bersih yang memenuhi standar kesehatan tidak terpenuhi dan hanya menjadi angan angan semu bagi masyarakat dan sudah berlangsung sangat lama masalah air bersih ini.
Mungkin masyarakat yang kebetulan berada satu wilayah tinggal dengan pejabat atau tokoh elit agak lumayan mendingan, karena mereka mendapat pelayanan VIP dari PDAM dengan satu wilayah tinggal dengan pejabat tersebut, sudah bukan rahasia umum kalau PDAM akan memberikan pelayanan maximal terhadap kantor kantor pemerintah dan wilayah wilayah tinggal pejabat daerah, bagi yang bukan berada di kondisi itu, ya menjerit lah, dan terima lah nasib kalau ANGIN lebih mendominasi instalasi air bersih yang tersambung kerumah rumah mereka.
Ini perusahaan hadir untuk melayani kantor kantor pemerintah atau pejabat daerah? Sehingga teriakan masyarakat dianggap angin lalu dan dengan berbagai alasan di cari untuk pembenaran dalam menutup kegagalan dan ketidak profesionalisme mengelola perusahaan plat merah tersebut.
Banyak rumor yang bersileweran kalau pemkab solok memelihara perusahaan untuk bersarang nya para Dajjal, rumor itu sangat santer di tengah tengah masyarakat, apalagi pasca beredar nya video viral tentang air mandi buat mayat beberapa hari terakhir, tentu nya rumor ini tidak berdiri sendiri, tentu ada beberapa kejadian berulang sehingga terbentuk nya rumor tersebut di tengah tengah masyarakat, dan sudah bisa di pastikan arah rumor tersebut mengarah pada integritas pejabat, baik di pemerintahan daerah ataupun di lingkaran pengelola PDAM itu sendiri.
Perumpamaan DAJJAL sebenarnya sangat kasar, tapi kalau dilihat dari awal mula muncul nya kata tersebut dan menjelma ke perumpamaan DAJJAL bisa sangat beralasan, ini sebagai bentuk ungkapan kekesalan dan kegeraman yang tak tersalurkan, bagaimana tidak, kebutuhan primer yang di percayakan masyarakat kepada perusahaan plat merah untuk air minum itu jauh dari angan dan harapan masyarakat, mereka dihadapkan dengan kesulitan akses air bersih, beragam persoalan yang mereka lalui sehari hari atas tidak konsisten nya pelayanan air kerumah rumah mereka, dari air mati yang panjang sampai pada instalasi yang hanya mengantar angin ke rumah rumah mereka sebagai pelanggan dari perusahaan daerah tersebut.
Yang lebih parah lagi dan ini memunculkan kegeraman yang sangat mendasar bagi masyarakat, PDAM kalau sudah urusan air kantor kantor pemerintah sangat cepat penanganan nya, ini kan melukai prinsip prinsip konsumen, perusahaan plat merah itu hadir bukan semata memastikan ketersediaan air bersih di kantor kantor atau tempat tempat pelayanan umum masyarakat, tapi lebih luas untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat banyak juga.
Sampai kapan pemerintah kabupaten Solok akan bebas dari rumor kalau pemkab solok punya perusahaan tempat berkumpul nya para Dajjal, dan rumor kalau perusahaan daerah sebagai tempat membajak APBD? Apakah harapan gerak cepat dan perubahan itu ada di masa kepemimpinan JFP - CANDRA? biarkan waktu untuk menjawab, harapan penulis hanya satu, bagaimana masyarakat kabupaten Solok yang hidup di daerah kaya air ini bisa mengakses air bersih secara pantas dan manusiawi.
Sangat tidak manusiawi kalau situasi ini di biarkan berlanjut, di daerah yang jelas jelas berdiri pabrik air minum secara komersil tapi masyarakat nya kekurangan air bersih.dan pemerintah daerah dengan perusahaan plat merah nya seolah sudah angkat tangan dalam mengatasi masalah tersebut. Mari hentikan penzaliman terhadap masyarakat sendiri. Masyarakat butuh kepastian hak nya sebagai pelanggan di perusahaan plat merah tersebut. Sampai saat ini pihak PDAM dan Pemkab solok tidak punya rasa bersalah dan tanggung jawab moral, belum ada kata permohonan maaf atas kejadian kejadian yang merugikan pihak pelanggan nya, dan sebagai tanggung jawab kepala daerah dalam menjamin dan memastikan kebutuhan air bersih terpenuhi untuk masyarakat. (19/3/2025)
0 Komentar