
Hal ini disampaikan Mentan Amran setelah bertemu dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) serta perwakilan Bank Himbara di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Jumat (3/1).
Mentan Amran mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan KUR sebesar Rp 300 triliun. Di antaranya akan dialokasikan untuk sektor pertanian, termasuk untuk revitalisasi penggilingan padi dan pengadaan alat mesin pertanian (Alsintan).
“Itu disiapkan oleh pemerintah Rp 300 triliun seluruh Indonesia. Kita sudah sepakat Mandiri, BRI dengan BNI tanda tangan bersama. Plafonnya Rp 2 miliar, bunganya 3 persen untuk Alsintan,” kata Mentan Amran.
“Jadi, ini sangat membantu. Jadi bukan petaninya saja kita beri subsidi, subsidi pupuk, subsidi alsinta. Tetapi juga yang RMU (Rice Milling Unit), Perpadi juga sebagai penopang untuk swasembada badan juga diberi subsidi,” sambungnya.
Dengan dukungan permodalan ini, Mentan Amran berharap, Perpadi dapat mendukung Perusahaan Umum Bulog dalam penyerapan panen, terutama saat puncaknya yang diperkirakan terjadi pada Februari hingga Mei 2025.
“Kami memohon Perpadi seluruh Indonesia men-support agar membantu penyerapan ini lancar. Karena kita akan menghadapi panen puncak di Februari memulai Maret, April, Mei,” ungkap Menta Amran.
Pria yang baru naik pangkat sebagai Lektor Kepala di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan Harga Pokok Pembelian (HPP) untuk gabah yaitu Rp 6.500 per kilogram.
Mentan Amran berharap, HPP ini jadi acuan Perpadi dan juga Perum Bulog dalam menyerap gabah, sehingga petani tidak mengalami kerugian.
“Poin penting yang disampaikan Bapak Presiden adalah jangan biarkan petani harga gabah dan jagungnya di bawah HPP. Itu mutlak diserap oleh bulog, wajib. Dalam hal ini tentu butuh dukungan dari Perpadi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementan, Bulog, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam menghadapi panen raya.
“Nah, sekarang ini termasuk bagian dari koordinasi dalam rangka menghadapi panen ke depan ini. Dan dari sini kami juga akan ketemu dengan Bulog lagi, kita akan segera melakukan semacam Surat Perjanjian Kerja sama,” kata Sutarto.
“Kalau MoU (memorandum of understanding) kan dengan bulog sudah, tinggal kita melakukan SPK. Di daerah mana, berapa penyerapannya dan sebagainya. Ini yang sedang kita garap dengan Bulog,” sambung dia.(IST)
Dikutip dari HORTUS
0 Komentar