BMKG Sebut Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Tunggu Waktu

Photo ketika tsunami jepang beberapa waktu lalu ( Dok : Rauters)


INDSATU  – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan potensi Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan pembahasan itu bukan karena gempa besar akan segera terjadi. Namun karena adanya potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

“Peristiwa semacam ini menjadi merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan kita di Indonesia akan potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut,” kata dia yang dikutip melalui CNBC Indonesia pada Minggu (15/12).

Untuk diketahui seismic gap adalah istilah yang digunakan untuk kawasan aktif secara tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka waktu yang lama.

Ia menjelaskan seismic gap di Indonesia memiliki periodisitas jauh lebih lama. Namun demikian, seharusnya Indonesia lebih serius untuk menyiapkan upaya mitigasi bencana. Daryono mengungkapkan tak heran gempa di zona Megathrust memang tinggal menunggu waktu. Ia menekankan soal kalimat tinggal menunggu waktu karena segmen sumber gempa yang berada di sekitarnya sudah terjadi gempa besar.

“Hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat,” ucap Daryono.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan isu ini bukanlah hal baru. Pihaknya terus membicarakan soal potensi gempa di zona Megathrust agar masyarakat bisa bersiap menghadapi efek risikonya.

“BMKG dan beberapa pakar mengingatkan isu Megathrust dengan tujuan untuk bersiap ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, 

Ia mengungkap pihaknya telah melakukan berbagai langkap antisipasi. Salah satunya menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap zona tersebut. Kemdian, edukasi masyarakat lokal. Termasuk dengan melakukan pendampingan pada pemerintah daerah menyiapkan infrastruktur mitigasi, mulai dari jalur evakuasi, sistem peringatan dini dan shelter tsunami.

Selain itu, bergabung dalam Indian Ocean Tsunami Information Center yakni bertujuan mengedukasi 25 negara di Samudera Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami. BMKG juga melakukan pengecekan berkala sistem peringatan dini yang dihibahkan kepada pemda. Terakhir menyebarluaskan peringatan dini bencana yang dibantu oleh Kementerian Komdigi.(*)

SUMBER : Sumbar.kita.



Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.indsatu.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred : Yendra