Oleh : Monalisa busyet.
Masih segar di ingatan publik Sumatera Barat bagaimana harmonis nya pasangan kepala daerah yang bak hubungan bapak dan anak ini, momen momen ke akraban yang seolah mencemoh para pasangan kepala daerah se-Indonesia banyak berseliweran di jagad medsos, di tambah riuh rendah nya pujian dari pendukung nya, hal ini sangat beralasan, pasal nya sangat jarang kawin paksa politik ini yang bisa merawat serta merajut keharmonisan seperti yang mereka PELAGAK LAGAKAN selama ini ke publik sumatera barat, sehingga publik menilai akhlak seorang Buya memang ada perbedaan dengan pemimpin yang berlatar belakang tidak Buya, ya pasangan itu Buya MAHYELDI dan Audy joenaldi.
Bak petir di siang bolong, semua itu sirna dan mengagetkan publik sumatera barat, tanpa ada angin dan hujan tiba tiba muncul surat dari partai Gerindra dan PKS yang intinya kedua partai tersebut berkoalisi, Mahyeldi - Vasko berpasangan dalam Pilgub Sumbar 2024 nanti, walaupun secara resmi belum deklarasi ke publik.
Semua bertanya tanya entah apa penyebab nya, sampai sampai partai PPP juga di buat kebingungan dengan situasi yang tiba tiba tersebut, Audy politisi PPP yang di kenal baik, ramah dan tidak banyak cakap itu pun belum mengklarifikasi apa sebenarnya yang terjadi, hal ini memunculkan asumsi asumsi liar ada yang geram, marah, dan kecewa serta spekulasi spekulasi dinamika politik yang akan terjadi oleh tokoh dan masyarakat di tengah euporia kebahagiaan kawin paksa Gerindra dan PKS.
Banyak suara suara yang mulai meragukan eksistensi ke Buyaan kalau sudah berada di ranah politik dan banyak yang bersimpati kepada Audy serta ada juga yang berharap Epyardi Asda untuk dapat menyelamatkan muka politisi muda PPP tersebut, bukan tanpa alasan, Audy dengan latar belakang pendidikan yang mentereng serta sukses di dunia enterpreneur, tentu nya akan jadi pasangan yang punya ketersambungan soal ide dan gagasan, di samping masih muda dan juga banyak koneksi dengan investor investor dalam dan luar negeri.
Semua nya tentu kembali kepada Audy sendiri, karena langkah dan karier politik nya belom mati, masih ada waktu untuk menentukan sikap, diam jadi anak baik atau bangkit sebagai politikus muda dan melawan ketidak nyamanan ini, untuk menegakkan harga diri.
0 Komentar