INDSATU.COM - Anggota Komisi IV DPRD Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman menyesalkan sikap kepala daerah yang tidak peduli dengan nasib olahraga Sumbar, yakni dengan melakukan pembiaran terhadap polemik KONI Sumbar.
"Sehingga hal ini cukup memprihatinkan sekali terhadap nasib atlet sejak tahun 2022 hingga Maret 2023 ini tidak mendaparkan kucuran dana pembinaan," ungkap Evi Yandri kepada media ini, Rabu (15/3/2023).
Dikatakan Evi Yandri, gubernur selaku perpanjangan presiden di daerah provinsi, harus peduli dengan nasib pelaku olahraga di seantero Sumbar. Karena olahraga tersebut juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena olahraga ini menyangkut hidup hajat hidup orang banyak maka pemerintah melahirkan regulasinya,yaitu UU No. 11 /2022 tentang Keolahragaan.
Sesuai amanah UU No. 11/ 2022 ini menegaskan olahraga adalah segala kegiatan yang melibatkan pikiran, raga dan jiwa secara terintegrasi dan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial dan budaya.
Di mana konsideranya, bahwa olahraga ini untuk kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, pembangunan nasional di bidang keolahragaan dilaksanakan secara terencana, sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan, serta berorientasi pada prestasi dan peningkatan kesejahteraan hidup pelaku olahraga. Sehingga pengembangan dan pengelolaan keolahragaan diarahkan untuk tercapainya kualitas kesehatan dan kebugaran masyarakat, pemerataan akses dan pemenuhan infrastruktur keolahragaan, peningkatan prestasi dan perbaikan iklim keolahragaan, serta tata kelola keolahragaan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kompetisi keolahragaan dunia.
Apalagi, agenda olahraga pada tahun 2023 cukup banyak baik daerah maupun nasional. "Yakni Porprov, Porwil, Kejurnas dan Pra PON, jika pihak pihak terkait saling mempertahankan egonya, tentu atlet tidak berkiprah pada agenda olahraga tahun 2023 tersebut," kata Evi.
Jika kepala daerah tidak mengambil sikap untuk mencarikan solusi, tentu yang semakin teraniaya para atlet Sumbar, terutama atlet prestasi yang memeras keringat latihan setiap hari, menunggu iven. Baik, iven daerah, level regional Sumatera atau nasional. Tapi, karena KONI Sumbar masih kisruh, tentu mustahil atlet tersebut bisa mengikuti iven. "Jika, gubernur tidak peduli untuk menyelesaikan kisruh KONI ini, maka tak menutup kemungkinan olahraga Sumbar turun ke titik nadir paling bawah," ujar Evi Yandri.
Maka diharapkan gubernur segera bersikap, dengan memanggil pihak terkait yang bersiteru duduk bersama, untuk kepentingan olahraga Sumbar yang besar ke depan. Di antaranya, Ketua KONI Sumbar terpilih dan kelompok penggugat serta pihak terkait lainya. Yakni, ibarat mengambil rambuik dalam tapuang, rambuik jan putuih, tapuang jan taserak - artijya kepala daerah dituntut bijak dalam mengambil kebijakan.
Kemudian, di sisi lain, lebih naif lagi jika dunia olahraga Sumbar ini disusupi kepentingan politik. Atau diseret seret ke ranah politik, maka tunggu sajalah giliran kehancuran olahraga Sumbar ini. Akan tetapi, sebaliknya jika olahraga diabaikan begitu saja, bisa berdampak tehadap kepala daerah yang berangkutan pada musim politik tahun 2024 mendatang. (drd/ indsatu)
0 Komentar