Oleh : Adri Nofrianto, Mira Amelia Amri, Elfa Rafulta
INDSATU.COM - Charles fadel (2008) Seorang pemerhati pendidikan dunia menyatakan bahwa pendidikan seharus dapat mengembangkan keterampilan siswa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan pekerjaan dan kemajuan teknology yang belum ada pada masa sekarang ini. Pernyataan ini memunculkan paradigama baru dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang selama ini difokuskan pada pengembangan kemampuan siswa dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang mirip dan serupa yang terjadi pada masa siswa menempuh pendidikan. Hal ini berakibat pada kegagapan peserta didik pada saat mereka terjun didunia kerja. Kenyataan ini telah memberi tamparan keras terhadap dunia pendidikan.
Menanggapi permasalahan tersebut, OECD sebuah organisasi berskala global didirikan untuk pengembangan dan kolaborasi ekonomi dunia mencetuskan ide tentang keterampilan abad 21 yang fokus pada keterampilan belajar berkelanjutan dan keterampilan berinovasi. Keterampilan ini dijabarkan sebagai tiga keterampilan utama diantaranya (1) keterampilan untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah, (2) keterampilan berpikir kreatif dan berinovasi dan (3) keterampilan komunikasi dan berkolaborasi. Ketiga keterampilan ini diyakini sebagai jawaban untuk menyelesaikan segala tantangan yang akan dihadapi pada masa depan. Selanjutnya, keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir inovatif dan pemecahan masalah dikenal sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Sejalan dengan OECD, pemerintah Indonesia menyadari pentingnya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing pada percaturan politik dunia. Oleh sebab itu, pemerintah melalui undang-undang nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah menjadikan keterampilan abad 21 sebagai tujuan dari pendidikan dasar diantaranya keterampilan bernalar logis, berpikir kritis, analitis, kreatif, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. Standar isi ini menjadi acuan sistem pendidikan nasional yang perlu dikembangkan dan diterapkan disetiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Penerapan pengembangan keterampilan abad 21 tentunya tidak terlepas dari komponen utama terlaksananya sistem pendidikan yang bermutu. Komponen utama ini teridiri dari mutu lulusan yang dihasilkan, mutu proses pembelajaran, mutu guru serta manajemen sekolah yang dituangkan dalam kepmendikbudristek nomor 209/P/2021 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Pendidikan Dasar dan Menengah. Disini terlihat jelas bahwa mutu guru memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan pendidikan. Peningkatan dan pengembangan mutu guru perlu mendapatkan perhatian khusus.
Linda Darling-Hammond (2000) seorang peniliti pendidikan dari standford university berdasarkan hasil penelitiannya menemukan bahwa mutu guru sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang dialkukan. Hal ini memberikan keyakinan bahwa peningkatan mutu guru perlu mendapat perhatian khusus terutama pemahaman guru tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan ini adalah keterampilan yang perlu mereka kembangkan untuk setiap siswa. Tanpa adanya pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang keterampilan abd 21, seorang guru belum bisa mengembangkan rencana pembelajaran yang berfokus pada peningkatan keterampilan tersebut.
Menyadari pentingnya pengembangan pengetahuan dan pemahaman guru tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi, tim program kemitraan masyarakat STKIP YDB Lubuk Alung melakukan kerjasama dengan Musyarawah Guru Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas Kabupaten Padang Pariaman untuk melakukan kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari program yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang guru matematika.
Kegiatan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada guru tentang konsep dasar keterampilan berpikir tingkat tinggi yang terdiri dari definisi keterampilan tingkat tinggi dan jenis-jenis keterampilan tingkat tinggi. Jenis-jenis keterampilan tingkat tinggi yang dibahas difokuskan pada keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan bernalar dan keterampilan mengambil keputusan. Penyampaian materi dengan bahasa yang sederhana dan pemberian contoh-contoh yang dekat dengan guru membuat materi terasa ringan dan mudah dipahami. Guru peserta pelatihan mengakui bahwa kegiatan ini memiliki mamfaat yang besar terhadap peningkatan pemahaman yang mereka miliki. Lebih lanjut, selama proses kegiatan berlangsung, terlihat guru sangat antusias, terlibat aktif dalam kegiatan diskusi bersama dan diskusi kelompok.
Untuk mendapatkan data yang valid terhadap keberhasilan kegiatan pelatihan ini, maka dilakukan tes awal dan tes akhir. Tes awal digunakan untuk mengetahui pengetahun dasar guru terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi sebelum kegiatan pelatihan dilakukan. Tes akhir dilakukan setelah kegiatan pelatihan diadakan. Hasil tes awal dan tes akhir dibandingkan untuk mendapatkan data peningkatan pemahaman guru terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan data yang diadatkan, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman guru yang cukup signifikan.
Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Guru diharapkan dapat menemukan atau membuat permasalahan-permasalahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa terlatih untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Hal ini akan berdampak pada pengembangan keterampilan siswa. Dengan berkembang nya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, maka kita telah mempersiapkan siswa untuk dapat berkarya dan menjawab tantangan dunia kerja dan teknologi masa depan.
*Program Kemitran Masyarakat terlaksana atas dukungan dana dariDirektorat Jenderal Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Indonesia
0 Komentar