*Oleh Jasril, S.Pd.M.Pd.
INDSATU.COM - Pendidikan menjadi sektor yang terdampak cukup parah oleh pandemi Covid-19 ini. Penyebaran Covid-19 menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan strategis salah satunya kebijakan social distancing. Implementasi kebijakan tersebut adalah sekolah dan Univiersitas harus melakukan sistem belajar jarak jauh. Melalui Surat Edaran (SE) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran online dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, pembelajaran dilangsungkan dengan sistem daring (online) guna mencegah penyebaran Covid-19.
Mendikbud mengimbau seluruh instansi pendidikan di bawah kementerian pendidikan dan kebudayaan agar meniadakan kegiatan yang mendatangkan keramaian dan diganti dengan konferensi daring. Khususnya daerah yang terdampak Covid-19, pembelajaran secara daring di tempat tinggal masing-masing dianggap sama dengan belajar di sekolah atau perguran tinggi. Dengan adanya imbauan ini, maka dimulailah belajar dari rumah masing-masing agar hak pendidikan masa pandemi tetap terpenuhi.
Kondisi pandemi dan pembelajaran jarak jauh perlu disiasati dengan berbagai metode dan strategi pembelajaran agar proses pembelajaran tetap bisa berjalan dengan baik. Penyediaan model pembelajaran yang sesuai menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Case Based Learning dalam perkuliahan menulis kreatif di perguruan tinggi. Model ini mengintegrasikan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring dengan dukungan teknologi dalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan terarah dengan tempat dan waktu yang fleksibel. Meskipun pandemi Covid-19 mulai melandai, namun pembelajaran menggunakan teknologi tetap akan dilanjutkan kerena dorongan kemajuan teknologi.
Model pembelajaran Flipped Case Based Learning (FC-BL) adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk memberikan jalan keluar untuk menyediakan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan mahasiswa untuk belajar dalam pembelajaran menulis kreatif diperguruan tinggi. Pembelajaran menggunakan model Flipped Case Based Learning (FC-BL) mengintergrasikan antara teori dan praktik menulis kreatif serta dipadukan dengan kelas terbalik menjadi sebuah keputusan yang tepat dalam mengembangkan model pembelajaran masa pandemi maupun setelah pandemi.
Melalui model pembelajaran ini, mahasiswa dituntut melakukan pembelajaran secara mandiri di rumah atau di tempat yang fleksibel sebelum mengikuti proses pembelajaran di kelas sehingga tercipta kemandirian belajar. Dengan telah mempelajari materi di rumah atau sebelum memulai perkuliahan, mahasiswa akan lebih nyaman dalam pembelajaran di kelas. Selanjutnya, penguasaan materi akan lebih sempurna diperoleh melalui diskusi yang dilakukan di dalam kelas melalui skema yang telah direncanakan. Penguasaan materi mahasiswa akan semakin mantap karena ditunjang oleh kegiatan mandiri dalam bentuk belajar atau berdiskusi kepada ahli atau praktisi. Pada bagian akhir, mahasiswa akan memproduksi tulisan kreatif sebagai bentuk manifestasi dari teori dan pengalaman belajar yang sudah didapatkan.
Pengembangan model pembelajaran ini telah dilakukan melalui proses pengambangan atau penelitian R & D. Model Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini dikembangkan melalui desain penelitian ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, and Evaluation), dan telah teruji nilai validitas, pratikalitas, dan efektifitasnya. Oleh karena itu, model Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini telah dianggap mampu menghasilkan proses pembelajaran yang lebih baik sehingga membawa dampak yang positif tidak hanya hasil pembelajaran menulis kreatif, tetapi juga pada perbaikan sikap belajar mahasiswa.
Model Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini dibangun dengan rumpun model pembelajaran Social Family dan Information Processing Family. Model pemrosesan informasi yang digunakan adalah mastery learning dan model sosial dengan collaborative learning. Bila ditinjau dari segi teori pengembangan yang mendukung, model pembelajaran Flipped Case Based Learning (FC-BL) dikembangkan berdasarkan teori konstrukstivisme sosial, kognitivisme, dan teori pembelajaran sibernetik. Teori konstruktivisme membangun model Flipped Case Based Learning (FC-BL) melalui proses pembentukan makna dengan pembelajaran flipped yang dilakukan di luar rumah. Teori kognitivisme dikaitkan dengan pembelajaran kelompok yang saling membantu antara mahasiswa yang satu dengan yang lainnya karena manusia dilahirkan tidak punya kompetensi, melainkan diperolehnya melalui interaksi yang terjadi dalam lingkungannya. Bentuk kerja kelompok yang dilakukan oleh mahasiswa adalah berdikusi, mengidentifikasi permasalahan, dan studi ke ahli atau praktisi. Terakhir kaitan antara teori sibernetik dengan model Flipped Case Based Learning (FC-BL), yakni pengggunaan teknologi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Melalui konstruktivisme, mahasiswa membentuk makna dengan kegiatan yang ada di luar kelas. Mereka berupaya untuk menguasai materi dan memberi makna dari hasil bacaannya sebelum memasuki kelas pembelajaran. Selanjutnya, aspek kognitivisme tergambar dari pemerolehan makna yang lebih sempurna dari diskusi di dalam kelas dan studi kepada ahli/praktisi, pada bagian ini mahasiswa dihadapkan pada kelompok yang hetegoren untuk saling membantu di dalam kelompoknya. Selanjutnya, mahasiswa belajar kepada ahli/praktisi, sehingga mahasiswa yang memiliki pengetahuan atau kemampuan lemah terbantu oleh mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih dan belajar kepada ahli semakin menambah pengetahuan mahasiswa. Dengan perpaduan kedua teori tersebut, mahasiswa mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini semakin meyakinkan bahwa model ini menghadirkan nuansa baru bagi pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif di perguruan tinggi. Pada bagian lain, teori sibernetik mendukung penggunaan teknologi sebagai lingkungan pembelajaran yang membantu mahasiswa dalam pembelajaranya.
Model pembelajaran harus memuat lima komponen yakni sintak atau langkah pembelajaran, prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung, dan dampak. Kelima komponen tersebut harus mengisi kelengkapan model pembelajaran, begitupun model Flipped Case Based Learning (FC-BL). Terdapat tujuh langkah pembelajaran yang dikembangkan dengan model ini, yang dibagi ke dalam dua kegiatan (kegiatan di luar kelas dan kegiatan di dalam kelas). Langkah-langkah pembelajaran model Flipped Case Based Learning (FC-BL) adalah pemberian materi melalui aplikasi daring, diskusi kelas, belajar ke ahli/pakar, dan memproduksi karangan kreatif, evaluasi, dan refleksi. Langkah pertama adalah memberikan materi kepada mahasiswa. Langkah dilakukan oleh dosen dalam bentuk membagikan materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran melalui aplikasi online, yakni Elearning, Google Classroom (GC) yang disediakan oleh peneliti. Untuk mengaplikasikan langkah ini, selain melalui Elearning dan Google Classroom, dosen juga bisa menggunakan media lainnya seperti WhatsApp, Edmodo, atau aplikasi belajar lainnya.
Langkah kedua adalah mahasiswa membaca materi yang telah dibagikan oleh dosen. Dalam langkah ini mahasiswa belajar dan membaca secara mandiri materi dan materi yang diberikan. Mahasiswa diminta mempelajari konsep yang diberikan dan membaca teks yang disarankan, untuk memperoleh informasi yang diperoleh melalui bacaan yang dilakukan. Selain itu, mahasiswa juga diberi kolom identifikasi masalah untuk mengidentifikasi masalah yang diberikan melalui video pembelajaran. Permasalahan nyata yang diberikan kepada mahasiswa melalui video yang diberikan akan memudahkan mahasiswa melihat permasalahan untuk dikemudian dicarikan solusinya. Pada langkah ini mahasiswa mengisi kolom yang telah disediakan untuk idenfikasi hal-hal yang tidak dipahami oleh mahasiswa untuk didiskusikan di dalam kelas dan identifikasi masalah yang akan dijadikan dasar menulis kraetif.
Langkah ketiga kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Kegiatan ini adalah mengelompokkan mahasiswa secara heterogen. Kemudian, mahasiswa berdiskusi dalam kelompoknya dan kelompok umum yakni menanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dan penyelesaiannya. Dalam kegiatan ini juga mahasiswa memberikan kesempatan bertanya dan memberi tanggapan kepada mahasiswa lain. Dalam hal ini dosen melakukan klarifikasi dan konfirmasi serta memberikan penguatan kepada mahasiswa yang memberikan tanggapan atau pertanyaan lebih baik daripada mahasiswa lainnya. Kegiatan terakhir yang dilakukan di dalam kelas adalah menyimpulkan bersama; hal ini dilakukan bersama oleh dosen dan mahasiswa.
Selanjutnya, langkah keempat pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas yang kedua terdapat aktivitas belajar kepada ahli/praktisi. Mahasiswa secara berkelompok maupun mandiri melakukan studi atau konsultasi kepada ahli/praktisi guna menambah pengetahuan dan mendalami materi yang telah dipelajari. Adanya studi kepada ahli/praktisi akan membuat mahasiswa lebih memahami materi dan memiliki kemampuan dalam menulis kreatif. Langkah kelima yaitu memproduksi tulisan kreatif seperti opini, feature, esai, cerpen, puisi, dan naskah drama. Langkah keenam mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan model Flipped Case Based Learning (FC-BL). Langkah terakhir adalah melakukan refleksi secara keseluruhan setelah menerapkan model Flipped Case Based Learning (FC-BL). Penerapkan model dilakukan secara sistematis. Dengan adanya kesinambungan sintak dan keterhubungan antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya pada setiap pertemuan diharapkan mahasiswa dapat menguasai materi perkuliahan dengan baik.
Untuk memahami model Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini dengan lebih jelas telah dituangkan dalam tiga buku yang merupakan produk dari pengembangan model ini. Pertama, panduan model Flipped Case Based Learning (FC-BL), yaitu buku model yang memberikan gambaran tentang sintaks (langkah-langkah pembelajaran) model FC-BL, sistem sosial (pola interaksi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa lainnya), prinsip reaksi (bagaimana dosen memberikan respon kepada mahasiswa), sistem pendukung (sarana dan prasarana model Flipped Case Based Learning (FC-BL)), serta dampak instruksional dan dampak pengiring model Flipped Case Based Learning (FC-BL).
Kedua, panduan mengajar bagi dosen yang dituangkan dalam perangkat pembelajaran yang berisikan silabus, sampel bahan ajar, langkah pembelajaran, dan evaluasi dengan menggunakan model Flipped Case Based Learning (FC-BL). Ketiga, buku panduan mahasiswa yang berisikan langkah-langkah pembelajaran dan instruksi yang harus diikuti oleh mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Flipped Case Based Learning (FC-BL). Ketiga buku panduan ini memuat aspek yang berkaitan dengan model Flipped Case Based Learning (FC-BL) yang diupayakan untuk pencapaian semua aspek pembelajaran, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran menulis kreatif.
Model Flipped Case Based Learning (FC-BL) yang telah dihasilkan dan dinyatakan valid, praktis dan efektif ini diharapkan dapat membantu dosen dalam membelajarkan mahasiswa dalam mata kuliah menulis kreatif, sehingga pemerolehan hasil menulis kreatif mahasiswa lebih baik daripada sebelumnya. Model yang dirancang dengan menghadirkan sistem pembelajaran terbalik, di luar dan di dalam kelas, serta pembelajaran kooperatif dengan kelompok yang heterogen ini, diharapkan memberikan solusi bagi penyediaan model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.
Uraian di atas, menjadi alasan yang kuat untuk meyakini bahwa model pembelajaran Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini layak digunakan sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah mahasiswa dan dosen pada mata kuliah menulis kreatif di perguruan tinggi era apndemi Covid-19 karena perkuliahan dapat dilakukan secara fleksibel. Model Flipped Case Based Learning (FC-BL) ini juga diyakini dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif sehingga proses dalam belajar menulis kreatif mahasiswa menjadi lebih aktif, kreatif, menarik, dan produktif. Melalui implementasi model ini mampu membuat mahasiswa aktif dalam proses pembelajaran, dapat memperbaiki proses pembelajaran, dan perubahan sikap mahasiswa menjadi lebih baik. Jadi, model Flipped Case Based Learning (FC-BL) dinyatakan sebagai model pembelajaran yang bisa menjadi alternatif bagi dosen untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran menulis kreatif di perguruan tinggi.
*Artikel ini ditulis oleh Jasril, S.Pd,M.Pd. sebagai Tim Peneliti Riset Keilmuwan Universitas Negeri Padang yang di Ketuai oleh Prof. Dr. Yasnur Asri, M.Pd. dengan anggota Jasril, S.Pd., M.Pd., Lira Hayu Afdetis Mana, M.Pd., dan anggota mahasiswa M. Aris Taufiq, M.Pd. (*)
0 Komentar